Jumat, 18 Desember 2009

Atas Nama Mereka
Yang Bersayap Pasrah


Wahai penasihat-penasihat kami yang kami anggap agung
Dan pemimpin-pemimpin kami yang kami anggap mulia
Janganlah kau menjadi dajjal di hadapan kami
Jangan memudarkan penglihatan kami tentang kebenaran di sisi Allah
Jangan kau pudarkan Allah dari penglihatan kami
Jangan kau padamkan cahaya Rasul kami yang telah benderang menerangi semesta


Kau bilang jilbab itu adat
Kau bilang qishash itu tidak relevan dengan hak asasi manusia
Manusia yang mana?
Hak asasi yang mana?
Hak asasi bagi siapa?
Kau bilang semua agama sama
Sama yang bagaimana?
Bagaimana jika Iblis membuat ajaran,
Kemudian dia menamakan ajarannya sebagai agama?
Kau bilang demokrasi itu sesuai dengan ajaran Allah
Demokrasi yang mana?
Demokrasi untuk siapa?
Kau bilang cinta itu mendamaikan
Cinta yang mana?
Mendamaikan yang bagaimana?
Kau telah mengatakan banyak untuk hal-hal yang lain


Apakah kau bertanggung jawab?
Terhadap pemerkosaan yang merajalela
Terhadap maraknya hamil di luar nikah
Terhadap pelacuran yang merajalela
Terhadap menyebarnya penyakit Aids
Terhadap perselingkuhan yang kian banyak
Terhadap pembunuhan yang merajalela
Terhadap rasa tidak aman yang menghantui diri kami
Terhadap korupsi yang merajalela
Terhadap perebutan kekuasaan yang menimbulkan peperangan
Terhadap kebingungan kami memilih agama
Terhadap maraknya nabi palsu
Terhadap kesedihan kami yang tak mampu kami bendung
Terhadap tumpulnya akal kami yang tak mampu sekalipun untuk kami perbaiki
Terhadap rintihan hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan
Terhadap alam ini yang terus mengaduh hingga suaranya memekik telinga kami
Terhadap banyak hal kekacauan dan ketidakseimbangan


Apakah kau akan menyalahkan orang lain?
Menyalahkan laki-laki?
Menyalahkan pemerintah?
Menyalahkan zaman?
Menyalahkan alam semesta?
Atau kau menyuruh kami menyalahkan diri kami sendiri?
Menyuruh kami menyalahkanmu?
Atau bahkan kau akan menyalahkan Tuhan?
Haruskah kami menyalahkanmu?
Haruskah kami menyalahkan diri kami sendiri?


Apakah kau tidak sanggup memimpin kami?
Apakah kau tidak mampu membawa zaman?
Apakah akalmu ataukah akal kami yang sudah pudar?
Apakah kau pikir akalmu yang menjadi cahaya?
Ataukah kau pikir akalmu memantulkan cahaya Ilahi dan Rasul-Nya?


Siapa yang harus bertanggung jawab?
Apakah kau akan menyerahkan kepada diri kami masing-masing?
Kepada pemerintah?
Kepada Allah kah?
Ataukah kita harus terkapar tak berdaya menunggu kiamat?
Kalau begitu,
Apa gunanya akal kita?
Apa gunanya hati kita?
Apa gunanya iman kita?
Apa gunanya ajaran Allah yang kita anggap sempurna?


Haruskah kami mengatakan bangsat kepadamu?
Atau kepada diri kami masing-masing?
Tidak!
Sekali-kali tidak!
Itu bukan yang diajarkan oleh baginda Nabi yang mulia


Kami menyatakan diri di hadapan semua alam
Kami kutuk semua pahlawan,
Kami kutuk semua wali,
Jika mereka tak menemani hati kami yang sedih
Jika mereka tak menemani akal kami yang tumpul


Wahai Rasul kami
Wahai Allah kami
Maafkan kami yang tak mampu berbuat apa-apa
Jikalau kami boleh memohon
Timpakanlah kami adzab yang sangat pedih di dunia ini
Asalkan kau bangun kembali peradaban yang telah kotor ini
Atau, jadikan kami robot-robot Mu
Yang akan memberangus semua kekejian dan kemungkaran,
Yang akan menghancurkan semua praktek kekotoran dan ketidakadilan
Atau, jadikan Rasul-Mu terlihat oleh hati dan akal kami
Kemudian Rasul-Mu memimpin kami
Sehingga kami berbaris kokoh dan berderap
Hingga derap kami membuat semesta ini gemuruh
Di bawah bendera-Mu yang membentang ke seluruh jagat
Untuk merobohkan kaki-kaki dajjal yang mengangkang di bumi ini
Dan menghancurkan tubuhnya hingga tak pun ada jejak
Meskipun harus sampai jasad-jasad kami dipasung bendera dajjal,
Meskipun harus sampai jasad-jasad kami terlindas mesin-mesin dajjal


Kami tawakal kepada-Mu
Tawakal yang salah
Sebab kami belum berbuat apa-apa


Yogyakarta, 18 Desember 2009 M; 01 Muharram 1431 H

1 komentar: